Minggu, 11 Juli 2010

PERIBAHASA terlengkap

PERIBAHASA

Ungkapan
1. Jatuh keatas.
Mendapat tempat yang lebih baik.
2. Membisu seribu bahasa.
Tak berkata sepatah kata pun.
3. Panjang tangan.
Suka mencuri.
4. Buta hatinya.
Perasaannya sudah tidak terbuka lagi (mati).
5. Makan garam.
Banyak pengalaman.
6. Menunggu angin lalu.
Sia-sia menunggu.
7. Otak udang.
Bodoh.
8. Makan bawang.
Marah didalam hati.
9. Patah batu hatinya.
Hatinya tidak berkehendak meneruskan pekerjaan itu.
10. Bintang gelap.
Sedang mengalami kesusahan.
11. Bintang terang.
Hidupnya cukup baik.
12. Peristiwa berdarah.
Kejadian yang menimbulkan penumpahan darah.
13. Anak sebatang kara.
Perihal seorang anak yang tak bersanank saudara.
14. Cinta buta.
Cintanya sungguh-sungguh tanpa memikirkan ini dan itu (tidak pandang harta)
15. Zambrut khatulistiwa.
Tanah air indonesia
16. Jatuh kebawah.
Martabatnya turun.
17. Lintah darat.
Orang yang suka memeras orang lain.
18. Menggantikan tikar.
Hal seseorang laki-laki yang kawin (menikah) saudara iparnya karena isterinya meninggal.
19. Bumi hangus.
Sudah musnah sama sekali.
20. Tuah gunung.
Paras seseorang kelihatannya cantik apabila dilihat dari tempat yang jauh.













Bidal
1 Bakar tak berapi.
Menaruh cinta tak sebenarnya/cinta palsu
2 Musang berbulu ayam.
Perihal orang yang berhati jahat seolah-olah orang bijaksana.
3 Atap ijuk kerabung upih.
Yang baik dan yang buruk dicampur adukkan tentu kurang serasi.
4 Tersembunyi dibalik kata.
Tidak sama seperti apa yang dikatakan.
5 Besar pasak daripada tiang.
Lebih besar pengeluaran daripada pendapatan.
6 Akan pembasuh kaki tangan.
Barang murah dan dapat di dapat
7 Anak badak dihambat-hambat.
Orang yang sengaja mencari petaka.
8 Dahulu bajak daripada jawi.
Pekerjaan yang tak menurut aturannya.
9 Bersua baji dengan matan.
Berlawan pendekar dengan pendekar, keras dengan keras, berani dengan berani, kuat dengan kuat.
10 . Arang dimuka arang dikening.
Orang yang mendapat malu besar.
11 Dibakar tak hangus.
Dikiaskan kepada orang yang kikir.
12 Jerat tak melupakan balam, tetapi balam melupakan jerat.
Orang akan melupakan bahaya, tetapi bahaya tak akan lupa mangsanya.
13 Balik belakang lain bicaranya.
Orang yang tidak jujur akan janjinya.
14 Awak sakit daging menimbun.
Seseorang yang selalu mengatakan kekurangan, padahal ia banyak menyimpan harta.
15 Kebun awak sajalah siangi.
Pikirkan dirimu sendiri, sebelum memikirkan orang lain.
16 Ada bangkai ada kering.
Dimana ada perempuan jahat,laki-laki yang tak senonoh berkumpul disitu.
17 Menjemur bangkai di atas bukit.
Menceritakan keaiban diri sendiri atau kaum kerabat kepada orang lain.
18 Bangsat tak tahu yang disukanya.
Orang bodoh/miskin berlagak pandai/seperti orang kaya dan tak menginsafi akan kekurangannya.
19 Banyak habis,sedikit sedang.
Sifat uang, meskipun banyak, habis juga dibelanjakan dan jika sedikit, dapat juga di cukupi; hal ini tergantung kepada boros atau hemat seseorang.
20 Tiada berbau telunjuk saja.
Orang yang tak percaya akan cerita orang lain.
21 Telah berbau bagai ambacang.
Suatu perkara yang gelap mulai terang.
22 Tiada tahu basa basi.
Orang yang tak tahu etiket/sopan santun.
23 Awak yang tiada pandai menari. Dikatakan lantai yang terjungkat.
Untuk menutupi kebodohan atau kesalahannya, di carinya alasan pada orang lain..
24 Naik basuh kaki saja.
Mengerjakan sesuatu pekerjaan mudah sekali.
25 Ada batang cendawan tumbuh.
Dimana kita tinggal di sana ada rezeki.
26 Licin bagai belut.
Orang yang tidak dapat di tipu, karena cerdiknya.
27 Dimabuk bayang-bayang.
Gila sesuatu yang tak mungkin diperoleh.
28 Menjual bedil kepada lawan.
Membuka rahasia kepada musuh.
29 Dari semak ke belukar.
Pindah dari suatu tempat ke tempat lain yang buruknya sama.
30 Mengolek batang terguling.
Mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan mudah.

Perumpamaan
1. Bagai melihat asam.
Sangat ingin sekali.
2. Bagai anai-anai bubus.
Perihal orang yang beramai-ramai berkumpul, karena adanya suatu tontonan.
3. Laksana antah lemukut, lapar sangat baru berguna.
Seseorang yang tak berharga, kalau sangat perlu baru terpakai.
4. Bagai antan pencukil duri.
Mengerjakan sesuatu yang tidak akan mendapat apa-apa.
5. Bagai api dengan asap.
Persahabatan yang tak dapat di pisahkan karena kasih sayangnya.
6. Seperti api dalam sekam.
Kejahatan yang tak tampak,karena di rahasiakan.
7. Seperti api makan lalang kering tiada dapat dipadamkan lagi.
Orang yang lemah atau miskin itu tiada berdaya menolak bencana yang menimpanya.
8. Laksana apung dipermainkan gelombang.
Selalu dalam keadaan kesusahan.
9. Seperti pungguk merindukan bulan.
Mengharap-harapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai.
10. Bagai ayam lepas bertaji.
Pekerjaan yang serba susah, di biarkan orang lain dapat celaka, dekerjakan sendiri dapat bahaya.
11. Bagai aur dengan tebing.
Dua orang bersahabat atau dua orang suami isteri yang sangat berkasih-kasihan, tolong menolong, hidup rukun dan damai tak dapat di pisahkan.
12. Seperti aur ditarik sungsang.
Pekerjaan yang sulit diselesaikan.
13. Bagai menggeli ayam betina.
Orang laki-laki yang penakut.
14. Bagai ayam tak berinduk.
Suatu kaum yang terpecah-pecah, karena kehilangan pemimpin.
15. Bak ayam pulang kepantan.
Sesuatu yang sudah ada tempatnya.
16. Bagai muncung ekor ayam.
Orang yang tak mau diam, selalu berkata saja.
17. Seperti ayam gadis bertelur.
Seseorang yang tidak tetap mengerjakan suatu pekerjaan, sering terhenti-henti.
18. Seperti ayam makan rumput.
Perihal orang susah penghidupannya.
19. Ibarat ayam, tiada mengais tiada makan.
Perihal orang miskin, tiada bekerja tiada makan.
20. Bagai bajak wangkang makan berangkat.
Perihal orang yang suka di puji bertambah suka-citanya.
21. Bagai memakai baju dipinjam.
Perbuatan yang tak sesuai dengan dirinya, sehingga nampak canggung kelihatannya.
22. Bagai baling-baling di atas bukit.
Orang yang tidak tetap pendiriannya.
23. Bagai balam dengan ketitiran.
2 orang yang selalu berselisih,masing-masing menunjukkan kelebihannya
24. Ibarat balam, mata terlepas, badan terkurung.
Perihal perempuan yang di pingit
25. Bagai melulus baju sempit, bagai terbuang kesisiran.
Perihal orang yang merasa senang, karena terlepas dari kesusahan.
Pepatah
1. Air tenang menghanyutkan.
Orang pendiam, tetapi berilmu banyak.
2. Setinggi-tinggi bangau terbang, hinggapnya ke kubangan juga.
Walaupun kemana juga seseorang pergi, kelak tentu kembali ke negeri sendiri.
3. Berjalan peliharakan kaki, berkata peliharakan lidah.
Dalam melakukan setiap pekerjaan hendaknya selalu berhati-hati.
4. Tak ada gading yang tak retak.
Semua orang atau sesuatu itu tentu ada kurang atau celanya meskipun hanya sedikit.
5. Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit
Kalau mengerjakan sesuatu pekerjaan itu, hendaknya jangan kepalang tanggung.
6. Anak baik menantu molek.
Mendapatkan keuntungan yang berganda.
7. Anak seorang menantu mualim.
Orang yang berbahagia/beruntung mempunyai anak perempuan.
8. Kasih anak tangan-tangankan, kasih bini tinggal-tinggalkan.
Janganlah memnajakan anak atau isteri, supaya jangan menyesal nanti.
9. Api kecil baik padam.
Lawanlah perbuatan yang kurang baik di masa kecil, sebab kalau sudah besar tiada terlawan lagi.
10. Arang itu jika dibasuh dengan air mawar sekalipun tidak akan putih.
Orang yang dasarnya sudah hina itu sukar untuk diperbaiki.
11. Terpijak benang arang, hitam tapak.
Perbuatan yang jahat itu pasti buruk akibatnya.
12. Asam didarat, ikan dilaut, bertemu dalam belangga.
Biarpun tempatnya berjauhan, kalau memang sudah jodohnya pasti menjadi suami isteri.
13. Tiada asap bila tak ada api.
Tak mungkin ada kabar bila tak ada sumber nyata.
14. Awak menangis diberi pisang.
Sedang bersedih hati, lalu dibujuknya, tentu saja senang kembali.
15. Ayam beroga itu kalau diberi makan di pinggan emas sekalipun, kehutan juga perginya.
Orang yang wataknya jahat, walaupun dinasehati, tetap tidak akan berubah.
16. Ayam bertelur di atas padi mati kelaparan.
Orang bergaji besar tapi masih kekurangan uang.
17. Ayam putih terbang siang.
Perkara yang terang dan nyata.
18. Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi.
Seia-sekata, sehina –semalu.
19. Badan boleh di miliki, hati tiada boleh dimiliki.
Sekalipun orang itu tunduk di bawah perintah, tetapi hatinya tetap merdeka.
20. Bayang-bayang sepanjang badan.
Hendaknya pengeluaran itu disesuaikan dengan pendapatan.
21. Biarkan badan penat asalkan hati suka.
Suatu pekerjaan itu kalau dikerjakan dengan senang hati tidak begitu penat.
22. Hancur badan di kandung tanah, budi baik terkenang juga.
Budi bahasa yng baik itu, tiada akan di lupakan orang selama-lamanya.
23. Bahasa dan bangsa tiada di perjual belikan.
Kita akan di hormati orang lain, kalau budi kita itu baik.
24. Bahasa menunjukan bangsa.
Tabiat dan tutur seorang itu menunjukan asal-usulnya.
25. Bekerja bahu membahu.
Bekerja saling tolong menolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar