Minggu, 11 Juli 2010

pribahasa

Pepatah
7. Terpijak benang arang, hitam tapak.
Perbuatan yang jahat itu pasti buruk akibatnya.
8. Kasih anak tangan-tangankan, kasih bini tinggal-tinggalkan.
Janganlah memnajakan anak atau isteri, supaya jangan menyesal nanti.
9. Api kecil baik padam.
Lawanlah perbuatan yang kurang baik di masa kecil, sebab kalau sudah besar tiada terlawan lagi.
10. Arang itu jika dibasuh dengan air mawar sekalipun tidak akan putih.
Orang yang dasarnya sudah hina itu sukar untuk diperbaiki.
11. Anak seorang menantu mualim.
Orang yang berbahagia/beruntung mempunyai anak perempuan.
12. Bayang-bayang sepanjang badan.
Hendaknya pengeluaran itu disesuaikan dengan pendapatan.
13. Tiada asap bila tak ada api.
Tak mungkin ada kabar bila tak ada sumber nyata.
14. Awak menangis diberi pisang.
Sedang bersedih hati, lalu dibujuknya, tentu saja senang kembali.
15. Ayam beroga itu kalau diberi makan di pinggan emas sekalipun, kehutan juga perginya.
Orang yang wataknya jahat, walaupun dinasehati, tetap tidak akan berubah.
16. Ayam bertelur di atas padi mati kelaparan.
Orang bergaji besar tapi masih kekurangan uang.
17. Ayam putih terbang siang.
Perkara yang terang dan nyata.
18. Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi.
Seia-sekata, sehina –semalu.
19. Badan boleh di miliki, hati tiada boleh dimiliki.
Sekalipun orang itu tunduk di bawah perintah, tetapi hatinya tetap merdeka.
20. Asam didarat, ikan dilaut, bertemu dalam belangga.
Biarpun tempatnya berjauhan, kalau memang sudah jodohnya pasti menjadi suami isteri.
21. Biarkan badan penat asalkan hati suka.
Suatu pekerjaan itu kalau dikerjakan dengan senang hati tidak begitu penat.
22. Hancur badan di kandung tanah, budi baik terkenang juga.
Budi bahasa yng baik itu, tiada akan di lupakan orang selama-lamanya.
23. Bahasa dan bangsa tiada di perjual belikan.
Kita akan di hormati orang lain, kalau budi kita itu baik.
24. Bahasa menunjukan bangsa.
Tabiat dan tutur seorang itu menunjukan asal-usulnya.
25. Bekerja bahu membahu.
Bekerja saling tolong menolong.

26. Tangan mencencang, bahu memikul.
Orang yang bertanggung jawab atas perbuatannya itu.
27. Memikul dahulu, menjunjung di kepala.
Hendaklah mengerjakan pekerjaan itu menurut aturan, agar selamat.
28. Jangan mengukur baju orang di badan sendiri.
Jangan mengukur keadaan orang lain dengan keadaan sendiri.
29. Mencabik baju di dada.
Barang siapa yang menceritakan keaiban kaum keluarganya, ia sendiri mendapat malu karenanya.
30. Tak beras antah dikisik.
Berdaya upayalah supaya apa yang di cita-citakan tercapai.
31. Jauh bau bunga, dekat bau tahi.
Orang barsanak saudara itu bila serumah sering bertengkar, tetapi jika sudah berjauhan sayang menyayang.
32. Genggam bara api, biar jadi arang.
Berdaya upaya lah dalam melakukan pekerjaan itu dengan sukar agar berhasil dengan baik.
33. Jangan di genggam seperti bara, terasa hangat di lepaskan.
Tiada guna melakukan pekerjaan itu setengah-setengah, setelah terasa susah di lepaskan/berhenti.
34. Sungguhpun batang merdeka, ingat pucuk akan terempas.
Jangan senangnya saja yang diingat, tetapi kesusahan yang akan dating itu harus diingat pula.
35. Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau.
Hendaknya mengerjakan sesuatu pekerjaan itu sampai selesai dan jangan setengah-setengah.
36. Jangan melampaui batas.
Jangan berlebih-lebihan mengerjakan pekerjaan itu.
37. Beban sudah dipintu.
Anak perempuan yang sudah dewasa, sudah pantas untuk dipersuamikan.
38. Dimana harus menjemur, kalau tidak dipanas matahari.
Kemana kita harus minta nasehat, kalau tidak kepada orang yang mengerti
39. Ada beras taruh didalam padi.
Simpanlah rahasia seseorang itu, agar dia tak kecewa.
40. Berani pegang, berani tanggung.
Berani berbuat berani tanggung jawab.
41. Jika benih yang baik, jatuh ke laut menjadi pulau.
Orang yang berasal baik, kemana perginya akan baik juga jadinya.
42. Besi baik diringgiti.
Barang yang sudah baik diperbaiki lagi.
43. Biduk upik mengayuh bilak.
Tak berdaya upaya dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
44. Alah bisa karena bias.
Pekerjaan itu sekalipun sulit, kalu di kerjakan sungguh-sungguh pasti dapat.
45. Tertumbuk biduk dikelokkan, tertumbuk kata dipikiri.
Bila sukar mengerjakan, hendaknya dicari jalan lain agar baik hasilnya.
46. Ada gula ada semut.
Dimana banyak rezeki, di situ pulalah banyak
47. Dimana tumbuh disitu disiangi.
Dimana terjadi persoalan, kemudian disitu juga diselesaikan.
48. Dimana tembilang terhentak, disana tanaman tumbuh.
Dimana perselisihan terjadi, disitu pulalah didamaikannya.
49. Takkan lari gunung dikejar, hilang kabut tampaklah dia.
Dalam menyelesaikan tugas yang sudah jelas arahnya,janganlah terburu-buru.
50. . Dibalik-balik bagai memanggang.
Hendaknya dalam mengerjakan sesuatu itu harus dipikirkan masak-masak, agar jangan kecewa nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar